Minggu, 30 Agustus 2020

Jayapura, Jubi – Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta Indonesia menjelaskan beberapa hal terkait dugaan pelanggaran HAM yang terjadi di Provinsi Papua dan Papua Barat dalam dua tahun terakhir. Permintaan ini disebutkan dalam dokumen CCPR/C/IDN/QPR/2 tentang List of issues prior to submission of the second periodic report of Indonesia.

Meskipun dokumen ini mencakup area yang lebih luas tentang masalah sipil politik di Indonesia, dokumen 6 halaman ini secara khusus menanyakan kepada Indonesia tentang kondisi Papua dan Papua Barat terkait dengan kekerasan terhadap perempuan, hak untuk hidup, pengungsi, berkumpul secara damai, kebebasan berekspresi, partai lokal dalam konteks Otonomi Khusus, dan tanggapan otoritas terhadap penentuan nasib sendiri atau referendum. Dokumen ini juga memuat pertanyaan tentang langkah-langkah untuk mengakhiri diskriminasi rasial terhadap Orang Asli Papua dalam konteks perlindungan hak minoritas. Komisi secara khusus meminta publikasi data sensus yang diperbarui yang dipilah berdasarkan latar belakang etnis.

Berdasarkan dokumen CCPR/C/123/3 tentang Simplified reporting procedure, laporan periodik tentang kondisi HAM setiap negara ditinjau oleh PBB dalam dua proses. Menurut paragraf 24 dokumen ini, negara yang ditinjau bisa mengambil prosedur yang disederhanakan. Jika laporan yang dilakukan melalui prosedur ini terlalu terlambat, maka PBB bisa menerapkan klausul pada paragraf 25, yang meminta negara yang ditinjau perlu membalas dalam waktu satu tahun setelah menerima List of issues prior to submission of the second periodic report.

“Indonesia diharapkan menjawab pertanyaan yang ada dalam List of issues prior to submission of the second periodic report satu tahun setelah diterbitkannya list tersebut,” tulis perwakilan Komisi HAM PBB di Jenewa, Swiss kepada Jubi melalui surat elektronik, Sabtu (29/8/2020).

List of issues prior to submission of the second periodic report of Indonesia itu diterbitkan tanggal 6 Agustus 2020.

Berikut 18 isu tentang Papua dalam dokumen tersebut :

1. Perdasus No. 1/2011 tentang Hak Perempuan Papua untuk korban kekerasan dan pelanggaran HAM

2. Pembunuhan di luar hukum oleh aparat keamanan, termasuk informasi tentang jumlah korban berdasarkan etnis,khususnya Orang Asli Papua

3. Program reparasi untuk keluarga korban dan status hukum terakhir dari kasus Paniai (2014),Wasior (2001) dan Wamena (2003).

4. Langkah-langkah yang diambil untuk membentuk mekanisme independen untuk memastikan pertanggungjawaban atas tuduhan perlakuan buruk oleh penegak hukum dan petugas keamanan dari orang-orang yang ditahan

5. Langkah-langkah yang diambil untuk melindungi pengungsi, pencari suaka dan pengungsi internal, termasuk mereka yang mengungsi karena konflik di Provinsi Papua dan Papua Barat. Termasuk dalam hal ini adalah : (a) langkah-langkah yang diambil untuk memberikan perlindungan yang memadai terhadap refoulement dan menetapkan prosedur penentuan status pengungsi; (b) data statistik tentang orang-orang yang mengungsi dan kondisi kehidupan mereka serta rencana untuk memantau dan membantu kepulangan mereka; dan (c) tindakan yang diambil untuk mencegah penyebaran COVID-19 di antara mereka.

6. Harap berikan informasi tentang upaya yang dilakukan untuk memastikan akses ke pengadilan, independensi peradilan dan peradilan yang adil

7. Semakin banyaknya kendala yang terjadi dalam konteks debat akademik, keterlibatan politik atau kegiatan serupa, termasuk pelarangan topik penelitian tertentu di perguruan tinggi, seperti isu yang berkaitan dengan Papua,

8. Dugaan pembatasan akses jurnalis asing ke Provinsi Papua dan Papua Barat termasuk informasi tentang upaya untuk menjamin dan mempromosikan kebebasan pers;

9. Kekhawatiran bahwa kriminalisasi pencemaran nama baik dan penerapan sewenang-wenang ketentuan dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik dan KUHP, termasuk tentang makar, informasi hoax, dan hasutan permusuhan, digunakan untuk membatasi kebebasan berekspresi.

10. Pemadaman sebagian internet di Provinsi Papua dan Papua Barat pada bulan Agustus dan September 2019.

11. Kekhawatiran bahwa pasal 106 dan 110 KUHP digunakan untuk membatasi ekspresi yang sah dari hak berkumpul secara damai;

12. Kekhawatiran bahwa polisi tidak mengeluarkan Surat Tanda Terima Pemberitahuan sebagai tanggapan atas surat pemberitahuan demonstrasi yang disampaikan oleh penyelenggara protes dan menggunakan tidak diterbitkannya surat pemberitahuna ini untuk membatasi pelaksanaan hak berkumpul secara damai, khususnya di Provinsi Papua dan Papua Barat;

13. Penggunaan kekuatan yang berlebihan untuk membubarkan demosntrasi damai, termasuk protes pada bulan Agustus dan September 2019 di Suyabaya, Malang dan kota-kota di seluruh Provinsi Papua dan Papua Barat serta dalam protes pasca pemilihan pada Mei 2019

14. Penjelasan tentang tata cara pembentukan partai politik lokal di Provinsi Papua dan Papua Barat terkait dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.

15. Informasi tentang kesesuaian dengan Kovenan hukum dan tindakan lain yang diambil sehubungan dengan seruan untuk referendum dan penentuan nasib sendiri di Papua dan protes tanpa kekerasan yang menganjurkan alasan yang sama, termasuk tentang penggunaan kejahatan makar (makar) di bawah pasal 106 dan 110 KUHP.

16. Informasi mengenai laporan yang menuduh bahwa milisi dan kelompok nasionalis telah secara aktif terlibat dalam tindakan kekerasan di provinsi Papua dan Papua Barat serta tindakan yang diambil oleh pihak berwenang untuk mencegah pelanggaran hak asasi manusia semacam itu.

17. Langkah-langkah yang diambil untuk mencegah dan memberantas diskriminasi rasial terhadap orang asli Papua oleh aktor non-negara dan lembaga pemerintah, termasuk polisi, militer dan lembaga peradilan pidana.

18. Data demografi dan sensus yang dipilah berdasarkan latar belakang adat / etnis untuk Provinsi Papua dan Papua Barat dan rencana untuk menerbitkan hasil sensus 2020. (*)

Sumber, tabloid Jubi.


Selasa, 23 Juni 2020

Keunikan adalah milik anda sepenuhnya, pernahkah kita mempertimbangkan betapa spesialnya anda dan saya, tak seorang pun yang sama dengan yang lain bahkan tubuh jasmani kita.

Misalnya:
WARNA KULIT, TELINGA, RAMBUT, MATA, HIDUNG, TANGAN, KAKI, JANTUNG DLL.  Bahkan tiada ada seorang pun yang memiliki BAU BADAN sama seperti anda dan saya.

Namun sayangnya kami bangsa Papua sering diungkapkan kata Rasis yang di samakan dengan seekor binatang oleh saudara kami.

Anda, perlu ketahui bahwa bintang pun memiliki keunikan tersendiri contoh, seekor anjing dapat mengenali tuannya dari bau badannya. Sama halnya dengan Gorila, ia akan bangkit melawan  untuk melindungi spesiesnya dari serangan musuh, Ia tidak pernah kalah dari serang musuh.

"Anda dan Saya adalah Istimewa."
"Anda dan Saya sempurna di mata Tuhan."
Sekian..!!

🙏🏿❤️🙏🏿
#Salam❤️
(Terinspirasi dari bacaan Minggu ini,  Oleh: Pastor Amandus Rahadat, Pr)
#PastorParokiKatedralTimika
#Introspeksi_Diri


Alkisah, ada anak berusia 5 tahun minta dimandikan oleh ibunya. Kedua orangtuanya sangat sibuk dan ketika keinginan anak itu sampaikan kepada ibunya, ibunya menyuruh pembantunya memandikan si kecil. Ketika ibunya pulang, ia mendapati bahwa anak itu belum mandi dan ia memarahinya.

Pagi-pagi, anak itu sudah ada di pintu kamar ibunya. Ketika ibunya mau pergi, ibunya memarahi dan menyuruh pembantunya untuk memandikan, sedangkan ibunya pergi tanpa menghiraukan permintaan anaknya.

Siang itu, si anak sakit demam tinggi. Si pembantu berusaha menghubungi handphone tuan dan nyonyanya, tetapi tidak terhubung. Pembantu ini kebingungan dan meminta tolong tetangga untuk membawa anak itu ke dokter. Di tengah perjalanan, si anak meninggal.

Sore harinya telepon baru terhubung. Dengan ketakutan, si pembantu memberitahukan bahwa anak itu meninggal. Dengan tergesa-gesa, sang ibu datang dan menemukan anak itu terlentang kaku. Dengan berlinang air mata, ibu itu bertanya, "Apa yang terjadi sebelum anaknya meninggal?" Pembantu itu memberitahukan bahwa si anak ingin ibunya memandikannya. Dengan linangan air mata, ibu itu memandikan anak yang sudah kaku---sudah terlambat, nasi sudah jadi bubur.

Sekian..!!!
🙏🏿🤗🙏🏿


Rajawali tidak terbang seperti burung-burung lainnya. Mereka terbang dengan mengepakkan sayapnya. Namun, rajawali melayang dengan anggun, membuka kedua sayapnya lebar-lebar dan memanfaatkan kekuatan angin untuk mendorong tubuhnya. Hal itu membuat rajawali sangat spesial adalah ia benar-benar mengetahui waktu yang tepat untuk terbang.

Ia berdiam di puncak gunung tinggi, membaca keadaan angin, dan pada saat yang tepat, ia mengepalkan sayap untuk mendorongnya terbang. Lalu, ia membuka sayapnya lebar-lebar, kemudian melayang dengan memanfaatkan kekuatan angin.

Bagi rajawali badai ada media yang tepat  untuk menguatkan sayapnya. Ia terbang menembus badai itu, melayang didalamnya dan melatih kekuatan sayapnya. 

Namun, kita perlu belajar dari Rajawali, kita mau terbang melintasi badai hidup ini.  Mari kita simak lirik lagu Rohani dan merenung sejenak.

BAGAI RAJAWALI
-------------------------------
Hanya kepadaNya 'ku 'kan berlari-lari
Di saat 'ku bimbang dalam hidupku
Yang aku percaya dalam hadirat-Nya
Walau 'ku melangkah dalam tekanan
Badai pencobaan datang menghadang
Yang aku percaya dalam hadirat-Nya
Ada kekuatan yang baru
Reff:
'Ku 'kan terbang tinggi bagai rajawali
Di atas segala persoalan hidupku
Dan aku percaya saat 'ku bersama Dia
Tiada yang mustahil bagi Dia
🙏🏿❤️🙏🏿

Selasa, 26 Mei 2020


Oleh Dr. Andi Desfiandi*

DUNIA mungkin akan berbeda setelah pandemi covid-19 ini usai diseluruh negara dan tatanan dunia baru mungkin akan dimulai.

Tatanan sosial, ekonomi, budaya, pertahanan & kemanan, politik dan lain-lain sangat mungkin berubah.

Semuanya mungkin tidak akan sama lagi dan kita semua harus bersiap agar mampu bersaing bahkan mengambil momentum untuk bisa mengambil manfaat disaat negara-negara lain juga sedang memanaskan mesinnya untuk akselerasi.

Peradaban dunia dengan tatanan baru harus diantisipasi sejak saat ini sambil bertahan agar tidak ikut terseret oleh kuatnya arus akibat depresi ekonomi dunia yang sudah didepan mata.

Karena setiap kesempatan dan inovasi selalu muncul akibat masalah dan kesulitan yang dialami oleh manusia dan kita harus mengambil inisiatif untuk mengambil momentum rebound dengan cepat dan tepat.

Banyak analisa yang memprediksi bahwa covid-19 ini akan membawa dunia kepada era kegelapan ekonomi baru yang terparah selama sejarah turbulansi ekonomi dunia, bahkan akan lebih parah dari depresi ekonomi dunia tahun 1929.

Tatanan dunia baru juga akan merubah sikap dan perilaku manusia termasuk perilaku konsumsinya pada tahun tahun awal bangkitnya ekonomi setelah pandemi.

Negara termasuk swasta dan BUMN juga UMKM harus mampu meningkatkan daya saing agar mampu melakukan akselerasi disaat titik nol tatanan dunia baru dimulai.

Kalau kita melihat apa yang dilakukan oleh Jepang, AS, Israel, Korea Selatan, Perancis dan lain-lain di era akhir 1980-an telah melakukannya dan kemudian berhasil menjadi pionir yang kemudian menguasai global.

Begitupula dengan negara Tiongkok, Kanada, Afrika Selatan, Australia dan lain-lain juga melakukan hal yg sama pada era akhir 1990an dan kemudian mereka terutama Tiongkok berhasil menyusul negara-negara maju dan merajai ekonomi global.

Negara melalui kementerian dan lembaga yang fokus kepada penelitian dan inovasi diminta untuk mengejar peningkatan daya saing negara, sementara biarkan saja kementerian dan lembaga lain fokus melawan covid-19 dan jaring pengaman serta penguatan ekonomi domestik (usaha rakyat, kecil dan menengah).

Swasta terutama BUMN juga melakukan hal yang sama dengan melakukan penelitian dan inovasi dalam rangka peningkatan daya saing korporasi termasuk melakukan competitiveness research & intelligence.

Untuk bisa memprediksi dengan akurat apa yang dibutuhkan oleh konsumen dunia dan produk dan jasa apa yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan dunia.

Indonesia memiliki resource yang jauh berlimpah dibandingkan dengan negara-negara lain baik natural resources juga human capital resources, tinggal bagaimana mengkonversi resources yang ada menjadi product yang memiliki daya saing tinggi dan memiliki nilai tambah yang juga tinggi termasuk daya saing SDM kita.

Barangkali momentum ini adalah peluang emas bagi negara kita untuk bisa menjadi pemain utama ekonomi dunia, sementara negara-negara lain termasuk negara maju lagi sibuk berperang melawan covid-19.

Perubahan tatanan dunia tentunya juga akan merubah lingkungan bisnis dan kebutuhan manusia terhadap seluruh aspek kehidupan.

Peningkatan daya saing harus dilakukan secara serius dan komprehensif dengan melakukan market intelligence, penguatan tehnologi termasuk tehnoligi digital, riset pasar, penguatan daya saing SDM, Inovasi produk dan jasa, kolaborasi serta relaksasi dan insentif dunia usaha dan riset, penguatan daya saing UMKM dan usaha rakyat.

Daya saing UMKM dan usaha rakyat juga perlu diperkuat, karena sudah terbukti bahwa sektor usaha yang selama ini tahan terhadap turbulansi ekonomi adalah UMKM.

UMKM Indonesia adalah salah satu sektor ekonomi terbesar di dunia dan berkontribusi signifikan kepada ekonomi Indonesia selama ini.

Negara-negara seperti Swedia, Swiss, Kanada, Belanda dan lain-lain termasuk Tiongkok pada waktu kebangkitan ekonominya juga fokus pada penguatan daya saing UMKM mereka dan terbukti mampu menjadi negara dengan kekuatan ekonomi raksasa.

Untuk itu sangat diperlukan peran pemerintah sebagai regulator dan terutama sektor swasta dan BUMN benar-benar menjalankan kemitraan strategis dengan UMKM secara holistik dan bukan hanya seremonial semata.

Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menghadapi covid-19 dengan segala konsekuensinya dan dapat mengambil momentum rebound dengan baik untuk menjadi pemain ekonomi dunia. Aamiin. (*)

*Ketua Bidang Ekonomi DPP Pejuang Bravo Lima
*Ketua Lembaga Perekonomian NU Lampung


Kamis, 21 Mei 2020

Kisah para Rasul 1:6-11
Ayat 9 > Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.

Selain peringatan kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, kita mempunyai dua peringatan lain tentang Tuhan Yesus, yaitu Natal dan Paskah.

Tetapi untuk kenaikan Tuhan Yesus ini tidak semua negara memperingati Tuhan Yesus naij ke sorga.
Di banyak negara lain peristiwa ini tidak menjadi hari libur nasional, tapi puji Tuhan; kita di Indonesia diberikan kesempatan yang luar biasa.

🌟Kalau kita merayakan Natal, itu berbicara kasih Tuhan yang luar biasa kepada kita.
🌟Kalau kita merayakan Paskah, itu juga berbicara tentang kasih Tuhan kepada kita.
🌟Dan kenaikan Tuhan Yesus ke sorga ini juga berbicara tentang kasih Tuhan kepada kita.

40 hari setelah kebangkitan Tuhan Yesus naik ke Sorga dng disaksikan oleh murid-murid-Nya.

Pesan Tuhan Yesus yg terakhir kpada murid-murid-Nya sebelum naik ke sorga adalah, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah 1:8).

Ketika Tuhan Yesus naik ke sorga dan murid-murid-Nya melihat Tuhan Yesus naik semakin tinggi dan akhir nya hilang dari pandangan mata.

Mereka terus menatap langit dan tiba-tiba ada 2 org berpakaian putih, yaitu malaikat Tuhan yang berkata kepada mereka, “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri menatap ke langit ? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.”

Dari ayat ini yg melihat Tuhan Yesus naik ke sorga itu adalah murid-murid-Nya, maka yang akan melihat Tuhan Yesus turun dari sorga itu pasti juga murid-murid-Nya.

Pertanyaannya, mengapa Tuhan Yesus naik ke Sorga?

Sekarang Tuhan Yesus sudah berada di sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, dan yang sedang Dia lakukan adalah :

1. MENYEDIAKAN TEMPAT BAGI KITA
Tuhan Yesus berkata“Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu."
 (Yohanes 14:2).

Kehidupan dalam dunia ini penuh dng kegelisahan, tetapi Tuhan berkata kepada kita“Jangan gelisah hatimu” 
Hidup di dunia itu relatif singkat, mari kita pegang perkataan Tuhan Yesus.

2. MENJADI PENGANTARA KITA
Ibrani 7:25 “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.”

Tuhan Yesus sanggup menyelamat kan kita dengan sempurna karena Dia menjadi Pengantara, artinya menjadi Pendoa Syafaat buat kita.

Saudara berhati-hatilah, sebab kalau berbicara tentang keselamatan jangn kita terlalu menganggap remeh. Keselamatan Tuhan berikan secara gratis dimana ketika kita percaya kepada Yesus maka kita memperoleh keselamatan.
Tetapi ada satu syaratnya, yaitu :
SETIA SAMPAI AKHIR.

Amin.

PT Freeport Indonesia adalah perusahaan terbesar di bumi ini, dimasa pandemi covid-19, kami sangat khawatir dengan kondisi karyawan-karyawan yang bertugas di perusahaan raksasa itu. Perusahaan ini pun menjamin 32 negara di dunia.

Dalam hal ini, kami menegaskan kepada pemerintah untuk segera menutup tambang Freeport di Mimika, Papua. Agar nyawa karyawannya bisa diselamatkan ditengah kondisi Pandemi Virus Corona seperti saat ini. Langkah ini harus segera direspon Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Papua, DPR RI dan DPRP Papua.

Dengan masih beroperasinya tambang itu, kasus positif Covid-19 bagi karyawan PT. FI di Mimika terus akan meningkat dan akan bertumbuh dengan subur.  Angka pekerja terjangkit virus corona akan semakin meningkat apabila hal ini tidak segera dilakukan.

“Dari sisi kemanusiaan, kami lebih memilih (Freeport Indonesia) di tutup. Karena ini berbicara soal keselamatan nyawa manusia, bukan soal emas, perak dan lain-lainnya. Emas selagi orang hidup bisa kerja, tapi nyawa manusia tidak dapat kembali hidup setelah meninggal. Jadi harus di tutup!”  

"Kami bukan hidup dari emas, perak, dari hasil tambang lainnya, emas dan perak itu untuk siapa? Apakah itu untuk kaum elit Negarawan yang mengelola tambang tersebut? kami hanya hidup dari hasil kebun (Ubi/petatas, Singkong, Keladi dan lainnya)."

Berikut rincian pasien positif Covid-19 di Provinsi Papua, Khususnya Kabupaten Mimika 153 kasus, per 20 Mei 2020.  Keterengan ini disampaikan Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Pemprov Papua.

Salam....!!!!
🙏🏾❤️🙏🏾

Selasa, 12 Mei 2020

Suatu ketika muncul bencana bagi para tikus yang tinggal di rumah Karto sejak disitu tinggal si hitam, seokor kucing yang berkuasa. Sudah banyak tikus yang mati dimangsa oleh si hitam.

Di tengah malam, tikus-tikus itu berkumpul untuk mengadakan rapat yang dipimpin oleh tikus yang paling tua. Acara pokok rapat adalah "Menanggulangi aksi si hitam". Mereka tampak serius dengan pendapat masing-masing. Ada yang mengusulkan pindah dari rumah itu, tetapi pendapat itu didamprat oleh tikus yang berkumis tebal, "Apa? pindah? Tidak setuju! Masa kita harus pindah dari sini kita tinggal lebih dulu daripada si hitam; lebih baik kita serbu saja si hitam beramai-ramai." Tiba-tiba berdiri di tikus yang wajah ganteng, "Jangan! Nanti bisa menimbulkan banyak korban, kita yang berjuang hanya bermodal kenekatan, tetapi akal dan hati nurani pun disertakan."

Demikianlah mereka memperdebatkan pendapat masing-masing. Untunglah pemimpin rapat bijaksana dengan menerima pendapat yang sederhana. "Hadirin semua, begini, mari kita pasang kelinting pada leher si hitam saat ia tidur. Dengan demikian, apabila si hitam berjalan mendekat kita semua dapat menyelamatkan diri." "Usulan yang bagus!" Semua hadirin setuju. Si kumis tebal berdiri lagi, "Mari kita lakukan dengan segera keputusan tadi  demi kesejahteraan kita semua." Tiba-tiba berdirilah tikus yang ganteng tadi, "tapi siapa yang akan memasang klinting di leher si hitam?" "Yang jelas bukan saya karena saya tak berdaya dan kecil lagi." "Juga bukan saya," seru si kumis tebal. "Jangan aku," seru yang lain. Begitulah satu per satu merasa tidak mampu melakukan. Alhasil, karena tak sanggup melakukan tugas, rapat pun ditutup tanpa penyelesaian.

Sekian..!!🙏🏽❤️🙏🏽

👉Jangan terlalu banyak Ngomong, kalau perbuatan Nihil.
"Manusia Tidak Akan Berarti Bagi dirinya Tanpa Perbuatan"

Sabtu, 09 Mei 2020

Dalam melewati Proses yang panjang. Tim farmasi lokal yang di pimpinan oleh Mr. Black Paul, telah menemukan vaksin Covid 19.

Menurutnya, "Vaksin ini tidak di perbolehkan untuk kalangan umum." Vaksin yang ia temukan ini diperoleh dari bahan-bahan lokal dari pekarangan rumahnya.

Ia pun telah melakukan pengujian dengan mengambil Sampel. 2 buah pinang, sirih dan kapur. Menurutnya, "Panas kapur dapat membunuh virus."

Proses pun demikian, Pinang buah dicuci sampai bersih lalu di campur dengan 1 bungkus kapur Pinang (yang terbuat dari kulit kerang)dan masukan sirih 2 buah. Kemudian siap untuk di konsumsi. Menurutnya, "pinang yang di konsumsi dapat menghilangkan gejala2 Covid" 

Selain itu, pinang mengandung  Senyawa arekolin yang terdapat dalam buah pinang berkhasiat sebagai obat cacing. Sediaan simplisia biji pinang di apotek biasa digunakan untuk mengobati cacingan, terutama untuk mengatasi cacing pita. Ludah Pinang pun dapat menyebarkan virus.

Ia menjelaskan pula, "Vaksin ini tidak menjamin kesembuhan bagi siapa yang tak pernah menggunakannya." Ia pun berharap, "Vaksin utama adalah diri kita."

FP:
Vaksin ini untuk KALANGAN SENDIRI.
Vaksin belum di TEMUKAN.

"Vaksin utama adalah Diri kita"

Efek boson..!!
NGOBROL SORE
di
PARA-PARA PINANG #BlackPASOR

Hari ini adalah hari penuh sucakita di hidupku, tepatnya aku akan menyelesaikan bangku studi di salah satu universitas (wisuda). Walau hasilnya sangat memuaskan, aku sangat bersyukur Kepada-Mu Sang Sumber Pengetahuan.  Aku dan teman-teman sejurusan menempati kursi deretan keempat dari depan. 

Para tamu undangan, serta para orang tua para wisudawan-wisudawati telah menempati ruang sidang senat terbuka itu.  Terlihat acara pun segera akan di mulai, para  pimpian universitas memasuki ruangan sidang senat.

Singkat cerita..!!
Acara pun berakhir, kamipun berpose bersama dengan para pimpinan civitas akademik. Selanjutnya Aku berjalan menuju ke arah pintu keluar disitu di jemput oleh sanak-saudara yang telah menungguku. "Selamat Sukses." Kata mereka serentak, ada yang memeluk aku, adapula yang memberikan bunga. Ketika aku melihat ayahku, air mata ayah pun menetes di pipinya yang kerut itu sambil tersenyum manis, akupun memeluk ayahku dengan penuh kasih sayang. "Kaulah Paklawanku" kataku pada Ayah. Kamipun  melangkah menuju studio foto yang  sudah disediakan oleh panitia untuk mengabadikan moment itu.

Kemudian, aku bertemu dengan teman seperjuanganku dan kami saling berpelukan serta nangis kebahagiaan, kedua orang tuanya pun ikut nangis terharu.  Ibu dan ayahnya pun bertanya, "Mana? Ayah dan ibumu, Nak.!" Saat itu, aku terdiam membisu seribu bahasa. "Ayah ada dan ibunya sudah tiada." Sahabatku membisikan ke ayah dan ibunya. Sesudah itu aku pun pergi meninggalkan mereka dan berjalan ke ayah dan adik-adikku yang sedang menunggu.

Ketika melihat teman-temanku sangat bahagia berpose bersama Ayah dan Ibu mereka, aku pun duduk termenung dan bertanya-tanya seorang diri. "Aku rindu pelukan ibu, jika ibu ada disini, aku akan memeluk ibu dengan erat-erat."  

Walaupun  ibu telah tiada, aku jakin ibu pasti bahagia di sana dan aku akan mengenang budi baik ibu, terima kasih telah menghadirkan aku di dunia ini.

Akupun pulang bersama ayah serta adik-adikku menuju rumah, untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan atas kebarhasilanku.

Sekian..!! 🙏🏾❤️🙏🏾

Aku adalah seorang pelajar di salah satu kota di luar Papua (Jabotabek), dengan kehidupan Kesepian, kesendirian dan kerinduan adalah hal yang akrab dirasakan oleh kami anak rantau. Saat jauh dari orang tua, kami menyimpan permasalahan dan kerinduan kami sendiri tanpa harus bicara langsung pada mereka. Namun tidak pernah kami bagi keluh kesah yang terlalu berat itu.

Bila jauh dari orang tua, kami lebih memilih menceritakan hal yang baik-baik saja. Sebab kami tidak mau permasalahan kami di tanah rantau semakin membebani pikiran mereka.

Di masa pendemi virus corona memang menjadi suatu ketakutan tersendiri bagi kami. Upaya demi upaya dilakukan oleh pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus. Banyak opsi yang bisa dilakukan mulai dari isolasi, social distancing, hingga lockdown.

Kami pun kewalahan dengan berbagi aturan yang di tetapkan oleh pemerintah di tempat kami, lagi pula persediaan Bahan Makanan dan Persediaan lain yang sudah tersedia sangat minim, serta sampai saat ini kami pun tidak mendapatkan bantuan dari Pemerintah Daerah asal kami untuk melengkapi kehidupan keseharian.

Kemanakah Pemerintah Daerah dari tempat asal aku, apakah? "Matamu melihat namun hatimu Membisu." Ini bukan hal yang untuk di sembunyikan.

Sekian..!!!
🙏🏾❤️🙏🏾

#CurhatSEORANGpelajarASALDEIYAI

Jumat, 08 Mei 2020

Kama adalah kampung kecil yang terletak di pinggir sungai Baliem di kota Wamena. Sungainya yang teduh namun arus airnya sangat menghanyutkan, ia telah menelan banyak korban jiwa. Walaupun airnya tidak sejernih air zam-zam, ia menghasilkan ikan dan udang yang berlimpah.

Di kampung itu didiami beberapa kepala keluarga, keseharian mereka petani pekebun  dan nelayan lokal. Kampung itu di pimpinan oleh seorang kepala suku yang gagah dan berwibawa, ia mempunyai seorang anak laki-laki yang hobinya suka memancing.

Anak lelaki itu usianya kira-kira 18 tahun, suatu ketika anak itu hendak menjual hasil tangkapannya. Ia pun beranjak dari rumahnya hendak menjual ke pasar, di pertengahan perjalanan anak itu  bertemu dengan seorang pedangan warung makan dan menawarkannya. "Beliau bawah apa?" Sapa pedangan itu. "Ikan mujair." Sahut anak itu, sambil menunjukkan ikan yang dibawanya, "Kalau ikan yang kecil-kecil ini harga 30.000,- ribu, dan yang besar ini harganya 50.000,- ribu." Imbuhnya lagi. "Iya, aku akan ambil semuanya." Kata pedagang itu, "Ngomong-ngomong siapa nama kamu? Nak!" Tambah pedagang itu lagi. "Pak, sudah tahu namaku, tadi bapa sudah memanggil namaku." Tutur anak itu. "Nak! Aku serius, aku belum tahu namamu?" Kata pedangan warung. "Ohw...!! Namaku Beliau pak." Imbuh anak kepala suku itu. "Jadi namamu Beliau ya, Nak." Kata pemilik warung itu, terdiam.

Beliau pun, berjalan menuju pasar hendak membeli keperluan rumah dan keperluan alat-alat pancingnya. Sesudah membeli keperluannya Ia pun meninggalkan pasar dan berjalan ke perkampungan di pinggir kali Baliem.

Sekian...!!! 🙏🏽❤️🙏🏽

#sobBELIAU

Di sebuah kota, hiduplah seorang pengimis tua dan si pemalas. Suatu hari Pengemis tua itu, Berjalan perlahan, lelah, lemah mencari asa di tengah kota, mencari secuil belas kasihan serta mencari hati yang dermawan.

Pengemis tua itu berpakaian lusuh nan rapuh bermandikan peluh. Ia Terus melangkah dengan berbekal harapan demi bertahan hidup untuk melanjutkan sisa hidup.

Pengemis tua itu, Hanya sekedar mengemis uang recehan.
Ia tak pernah mengemis uang milyaran, mengemis jabatan dan mengemis kedudukan.

Si tua itu, Tak pernah tahu siapa pemimpin negeri (kota itu). Yang dia tahu setiap hari harus mengais rezeki, ia tak pernah tahu konstitusi yang menyatakan orang-orang seperti dirinya seharusnya dipelihara oleh negara.

Di tengah perjalanan, melewati sebuah rumah yang jendelanya masih terbuka, terdengar oleh si tua suara orang yang mengeluh dan menangis tersedu-sedu. Dia mengeluh, “Aduuuuh, alangkah malangnya nasibku ini, sepertinya tiada seorang pun yang lebih malang dari nasibku yang celaka ini. Sejak dari pagi tadi belum datang sesuap nasi atau makanan pun di kerongkonganku sehingga seluruh badanku menjadi lema. Oh, manakah hati yang belas kasihan yang sudi memberi curahan air walaupun setitik.”

Mendengar keluhan itu, Si pengimis itu berasa kasihan lalu beliau pun mengambil sedikit uangnya dan membeli sebungkus nasi hendak diberikan kepada orang itu (si pemalas). Ketika dia sampai ke rumah orang itu, dia terus melemparkan bungkusan yang berisi nasi kepada si Pemalas tadi,  lalu ia meneruskan perjalanannya. 

Kemudian, Si Pemalas merasa terkejut setelah mendapati sebuah bungkusan yang tidak diketahui dari mana datangnya, lantas dia tergesa-gesa membukanya. Setelah dibuka, nyatalah bungkusan itu berisi Nasi dan secarik kertas yang bertulis,  ”Hai kawan, bukan begitu cara bermohon, bukan demikian cara berusaha. Perbuatan demikian “buanglah malas'mu", Sungguh  orang pemalas dan putus asa, tidak bekerja untuk keselamatan dirinya. Jika anda ingin senang, anda harus suka pada bekerja dan berusaha karena kesenangan itu tidak mungkin datang sendiri tanpa dicari atau diusahakan. Orang hidup tidak disuruh duduk diam dan tidak seharusnya demikian pula tetapi harus bekerja dan berusaha."

Sekian...!!!!
🙏🏾❤️🙏🏾

👉Pengimis yang Berbelas Kasih.
👉Pengimis Mencari
👉Pemalas Mengharapkan
👉Tidak ada Si PENGIMIS yang PEMALAS
👉 Hanyalah Si PEMALAS yang PEMALAS.

Minggu, 26 Januari 2020

Kiriman dari seorang kawan. Bagus utk bahan refleksi yang mengaku diri OAP.
-----------
Ini pandangan org pendatang bagi Orang Papua. Penting skli untuk dibaca 🙏

Jangan Terlena "Kau Papua", Bangsamu Sedang Mati!

Saya sebagai orang Melayu, yg lahir di Jakarta,  yg mempelajari ilmu-ilmu sosial dan belum lama tinggal di Papua ini sedang melihat kamu terlena tetapi sesungguhnya  kamu sedang mati, bangsa kamu akan segera tinggal cerita. 

Karena itu,  saya hanya mau memberitahukan tanda2 kematian masa depan anda secara pribadi dan bangsamu di masa depan.  Saya cukup beritahu dan anda sendirilah cari solusinya, apa solusi yg tepat atas kondisimu,  kondisi bangsamu.

Berikut tanda-tanda kamu orang Papua dan bangsamu akan tinggal cerita segera:

Pertama, kalian,  orang Papua kini punya satu musim baru. Musim yang tak banyak saya jumpai di Jawa, bahkan dalam buku sejarah.  Bukan hanya musim matoa,  musim kemarau atau musim mangga,  musim muntaber untuk anak-anak kalian. Tapi,  musim baru kalian adalah musim kematian tiba-tiba. Hari-hari ini,  tidak hanya pimpinan gereja kalian saja yang mati tiba-tiba tetapi lihatlah di sekeliling anda,  banyak orang Papua mati tiba-tiba. 

Tidak ada yang tahu pasti penyebab musim baru itu.  Mereka mati misterius.

Kedua,  ini lanjutan dari yang nomor satu di atas.  Kalian orang Papua kini punya satu penyakit baru yang belum banyak dijumpai di dunia kedokteran modern.  Penyakit itu ialah penyakit "jatuh". Para pemimpin gereja kalian mati karena penyakit "jatuh". Ini penyakit berbahaya.

Coba kalian,  orang Papua renungkan,  Pastor Nato Gobay, jatuh tiba-tiba di kamar mandi dan meninggal. Itu setelah 30 menit sebelumnya memimpin ibadah di salah satu gereja katolik di Nabire sana.

Pastor Yulianus Mote, dikabarkan jatuh pingsang tiba-tiba di bandar udara wamena saat berangkat dari Jayapura ke Wamena. Ia berobat ttp tdk tertolong dan meninggal.

Pastor Neles Tebay jatuh tiba-tiba di ruang kuliah di salah satu kampus calon imam di Jayapura. Ia berobat dan tdk tertolong dan kemudian meninggal.

Kemudian, Uskup Timika,  Mgr. John Philip Saklil jatuh di halaman rumah uskup dan meningal. Ia meninggal setelah sebelumnya memimpin misa. 

Kalian,  orang Papua tahu bahwa mereka jatuh karena mereka ini pimpinan umat dan informasinya disebarkan. Coba cari tahu dan hitung sekeling anda,  berapa orang lain lagi yang mati dengan model ini.  Banyak. 

Ketiga, para pimpinan kalian mati misterius. Dalam sejarah yang saya pelajari, kematian pemimpin adalah pukulan telak,  ia adalah kematian sebuah komunitas,  kematian bangsa. Kematian pemimpin adalah duka panjang, bukan karena semata2 kehilangan fisik tetapi ia membawa pergi ide,  gagasan,  semangat, dan visi.

Mereka yang meninggal saat2 ini adalah pemimpin gereja. Banyak pemimpin kalian di birokrasi dan politik juga mati misterius, ada yang pelan2, ada yang mati seketika.  Kalian tahu,  Arnold Ap,  Theys,  Gubernur Salosa, Wospakrik,  Agus Alua,  dan anda pasti tahu yang lain. Yang wajar adalah meninggal normal karena sakit atau sudah umur tua. 

Anda pasti tahu yg mati berlumuran darah, pasti banyak.  Ini yg misterius..

Keempat, kalian banyak doktor dan master. Sarjana berlimpah. Ada tamatan luar negeri,  ada tamatan dalam negeri dan ada yg tamat di tengah realitas yang membunuh kalian di Papua. 

Tp,  kalian diam atas masalah2 bangsamu yang sudah stadium empat ini,  jika itu adalah penyakit..

Gelar kalian hanya di atas kertas,  tak bisa buat apa2 untuk tanah airmu. Anda hanya urus perutmu,  anda hanya urus jabatanmu,  anda terhanyut dalam rutinitasmu dan tepuk dada, bangga dgn gelarmu. 

Anda tidak menulis, anda tidak buat kajian,  anda tidak berjuang, anda jijik berada di jalanan untuk melawan,  anda tidak menjadi diplomat,  anda tidak urus tanah adatmu,  anda tidak mendidik kaummu.

Itu artinya,  anda memang ingin membiarkan bangsmu mati atau gelarmu hanya di atas kertas dan tidak belajar sungguh2 untk mengerti realitasmu. 

Apakah anda sengaja ataupun tidak paham, yang jelas, saya mau memberitahu bahwa,  ketika orang sekolah (doktor,  master,  dan sarjana) diam membisu maka itu tandanya bangsa itu sedang mati pelan-pelan.  Matinya aktivitas intelektual adalah matinya sebuah bangsa. 

Kelima, orang Papua lupa budaya. Budaya bukan sekedar pakaian adat,  tapi keseluruhan tatanan  kehidupan: religi, sistem politik,  mata pencaharian,  kesenian,  peralatan,  bahasa,  sistem dan pengetahuan.

Kalian gemgang erat2 segala yang baru datang.  Lalu,  kalian lupa diri dan terlena dan mereka ambil apa yang kalian tinggalkan.

Jangankan budaya,  anda tinggalkan mamamu sendiri,  anda pergi kawin dengan yang putih. Yang putih dan semua yang datang dari luar lebih baik.  Itu cara anda membunuh mamamu,  budayamu dan masa depan bangsamu secara pelan tapi pasti.

Keenam, kalian pemalas dan hidup dari belas kasihan dan judi.  Kalian, orang Papua itu saya amati pemalas,  duduk saja,  cerita-cerita saja,  habiskan waktu. Jalan minta sana minta sini sama saudara lain, harap sana harap sini. Setelah dapat uang habiskan saat itu juga,  sisanya main judi,  togel. Uang habis jalan minta  lg ke saudara padahal sudah sarjana, padahal sehat dan badan kuat,  padahal hutanmu luas, tanahmu subur. 

Satu pemuda bisa habiskan uang 3 atau 4 juta dalam satu bulan. Uang itu dapat dari mana, sedangkan ia tidak punya pekerjaan,  tidak punya kebun,  tidak punya ternak? Jawabannya adalah ia dapat dari belas kasihan orang lain dan judi.

Saya ketemu dua pemuda di Kantor Gubernur. Tas mereka berisi. Saya ajak cerita, apa yang mereka isi dan apa kerja mereka.  Yang mereka isi adalah proposal dan buku togel. Mereka begitu polos,  saya amati mereka keliling jual2 proposal dari satu ruangan ke ruangan lain di kantor gubernur. Mereka tidak bekerja, satu orang sarjana dan satunya lagi pemuda. 

Satu kesempatan,  saya dengan beberapa teman kami kerja borongan di tanah Hitam. Kami pendatang dua orang dan mereka anak Papua tiga orang. Kami dibayar masing2 orang Rp. 4.700.000. Satu minggu kemudian,  saya tanya, masih adakah yang itu?  Uang mereka sudah habis.  Satu orang beralasan,  uang itu bayar spp adiknya. Satu lagi,  bagi-bagi dengan keluarga.  Satu lagi yang parah,  ia mengesal karena uang itu habis minum dan main togel.

Tidak banyak orang Papua yang saya jumpai hargai proses dan tekun serta hemat. Sebagian hanya mau cepat jadi dan kejar yang besar,  tidak ada usaha2 kecil,  kecuali mama2 yang jualan. Anak muda takut jualan,  jaga gengsi,  jalan rapi2 tapi dompet kosong.

Ketujuh, perempuan muda Papua hancur.  Sore-sore,  apalagi malam minggu kota Jayapura penuh gadis2 belia Papua bercelana mini. Mulut penuh pinang dan rokok di tangan. 

Mereka berkelompok hingga larut malam. Mereka buat apa?  Mereka menunggu bookingan dari siapa saja yg mau ajak jalan,  sekedar minuman keras atau seks dengan bayar murah.  Yang penting dapat uang,  entah 100 rb. Ada yang anak sekolh dan ada yg sdh tdk sekolah. Saya ajak ngobrol,  mereka cerita d rumah tdk ada makanan dan cari uang sekolah. 

Jika perempuan hancur,  bagaimana mereka akan menikah,  mengandung, melahirkan anak yg sehat dan mendidiknya menjadi besar untuk gantikan pemimpin kalian yg sudah banyak mati.  Bagaimana mereka akan urus suami jika sdh hancur begini.  Perempuan kuat, bangsa kuat.

Kedelapan,  orang tua malas tahu dgn pendidikan anak. Tidak ada budaya belajar di rumah. Beberapa rumah di teman2 Papua tdk ada meja belajar untuk anak mereka.  Satu kamar, anaknya dengan dua tiga orang tamu dr saudara lain. Sore hari anak2 tdk ada kebiasaan belajar di beberapa rumah yang saya kunjungi.  Makan mlm larut malam sekali,  ada yang jam 9,  anak yg paling kecil sdh tdr. Ayah dan ibu,  punya urusan masing2, tdk dampingi anak belajar. 

Pada pagi hari,  saya perhatikan di jalanan,  tidak banyak orang Papua yg antar anak ke sekolah. Padahal di rumah ada mobil dan motor.  Ada satu pejabat punya mobil dua dan motor ada satu di rumah tp pgi hari dia bagi uang sama anaknya.  Dia tdk antar, anak jalan sendiri,  naik ojek. Ini bukan soal kasih uang tp ini soal bagaimana bentuk kasih sayang orang tua. Pendatang juga punya uang tp mereka antar anak mereka, lihat di lampu merah pagi hari.  Bicara tuan tanah tp tidak urus pendidikan anak baik2, bagaimana mau jd tuan rumah.

Kesembilan,  kakak saya kenal banyak orang Papua yang menyebut diri pengusaha tapi setelah saya tanya pengusaha itu artinya punya CV dan PT. Mereka jalan cari proyek di dinas2, setelah dapat, kerja selesai dan uang habis.  Tdk ada yang buat unit usaha yang profit atau datangkan uang. Ini beda dgn pendatang. 

Kesepuluh, jual tanah. Orang Papua jual tanah kepada kami. Kalian tdk kontrakkan. Padahal kalian punya anak banyak.  Anak2 kamu akan ke manakan kalau sdh kami kuasai semua. 

Kesebelas,  sekolah pinggiran dan kampus dan jurusan yang bisa cepat jadi sarjana. Tidak banyak anak2 Papua yg masuk di sekolah bermutu. Anak2 Papua banyak saya jumpai di sekolah2 pinggiran, sekolah yg dpat nilai gampangan dan masuk diperguruan tinggi yg biasa2 pada jurusan2 sosial semua.  Jadi,  orientasi mencari nilai dan ijazah,  tidak cari kemampuan otak dan keterampikan untuk hidup kalian.

Keduabelas,  kampus2 sepi dengan mimbar akademik. Tdk banyak kampus di Papua yg lakukan seminar2 atau aktivitas lain.  Para dosen juga tdk banyak yg menulis karya ilmiah yang terkait dgn bidang ilmu atas kondisi rill di Papua. 

Ketigabelas,  ruang ekspresi disumbat.  Saya lihat hal berbeda di Papua dgn di Jawa. Di sini,  orang tdk boleh demo,  langsung ditangkap atau dibubarkan dititik aksi.

Ketigabelas,  saya tidak jumpa wartawan luar negeri di Papua.  Media2 di Papua saya tidak temukan bikin liputan yang berkualitas.  Saya menyebut majalah dinding sekolah/pemerintah. 

Keempatbelas,  yang jual ikan kebanyakan bukan orang Papua,  yg jual hasil kebun kebanyakan bukan orang Papua, yang tambang rakyat jg bukan orang Papua,  yang jual pinang juga sekarang bukan orang Papua,  apalagi kios atau toko. 

Kelimabelas,  petinggi Papua di Jayapura kebanyakan hanya bicara2 saja di media,  tidak banyak aksi nyata.  Tidak ada kepercayaan diri juga padahal papua itu kaya dan punya posisi tawar dgn Jakarta yg sangat tinggi.

Keenambelas,  birokrasi dan parlemen sdh dikuasai oleh kami. 

Ketujuhbelas,  orang Papua terlalu dewakan kami pendatang. Dewa jadi diberi apa pun,  harga dirinya pun kalian berikan, kamu  beri marga dan  angkat jadikan kepala suku,  nobatkan jd anak anaklah. Lalu,  di mana posisi kalian orang Papua di sana.  Kalian itu sebenarnya sedang bimbang.

Kedelapan belas,  kalian orang Papua itu mudah dibeli dan tidak bisa bersatu dan mudah diprovokasi,  mudah dikotak2an dengan istilah gunung dan pantai sehingga kalian terhanyut dalam adu domba,  lupa daratan tanah besar Papua bahwa kalian adalah tuan tanah. 

Kesembilan belas,  kalian panas-panas tai ayam dan makan mentah ajaran kasih. Tuhan musnahkan musuh Israel di laut merah. 

Keduapuluh, kalian, orang Papua tidak peduli dgn KNPB dan ULMWP,  padahal itu sarana perjuangan untuk pembebasan kalian dan bangsa kalian. Kalian baku makan,  kami tertawa. 

Kalian tambah2 sendiri.  Ada banyak tanda kalian ini sesungguhnya akan segera tiada.  Pikirkan dan renungkanlah sodara. 

Dari sodara kalian,  Willy Sard, Jayapura.


AD BANNER

BTemplates.com

Kategori

AD BANNER

Aku Papua

Aku Papua

Izaak S Kijne

Izaak S Kijne

Firman Tuhan


"Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohoni, kamu mengucap syurkur kepada Allah di dalam hatimu"



" KOLOSE 3:16"


Post Top Ad

Your Ad Spot

Sponsor

test
Responsive Ads Here

Pengikut

Popular Posts