Wamena Big Man
Kabupaten Jayawijaya Berada di Pedalaman Papua dengan Ibukotanya Wamena, terletak dalam sebuah lembah indah dengan nama Lembah Baliem Terbentang sepanjang 80 Km dari ujung ke ujung dengan lebar kurang dari 20 Km, Dikelilingi oleh pegunungan dan rimbunnya hutan, terbentang bagaikan taman yang terpelihara, Lekukan gunung dan honai, rumah tradisional hampir seluruhnya terisolasi dari duania tetapi masih dapat di jangkau dengan pesawat udara lebih kurang 40 menit dari Bandara Sentani.
Penduduk asli lembah Baliem adalah suku Dani yang terkenal sebagai petani yang terampil dengan menggunakan kapak batu, alat pengikis, pisau yang terbuat dari tulang bianatang, bambu atau tombak kayu dan tongkat galian. Setelah Bangsa Belanda mendirikan kota Wamena maka agama katolik masuk dan daerah ini berkembang.Sarana Penghubung dari Kota Wamena ke Kabupaten dan Distrik Lain adalah lewat transportasi udara. Beberapa kota kecamatan di Daerah ini sudah dapat dihubungkan dengan jalan darat dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua dan empat.
Festival Lembah Baliem
Festival Lembah Baliem Dilaksanakan Oleh Suku-Suku di Wamena menyongsong hari besar 17 Agustus yang ditetapkan sebagai Event Pariwisata Setiap Tahun di Lembah Baliem dengan Dukungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya
Atraksi Bakar Batu
Merupakan Budaya dan Tradisi masyrakata Baliem. Dalam event ini ditampilkan makanan tradisional bagi wisatawan karena hal tersebut merupakan suatu realita hidup komunitas masyarakat pribumi ( Suku Dani ) di Wilayah Lembah Baliem
Kabupaten Jayawijaya Berada di Pedalaman Papua dengan Ibukotanya Wamena, terletak dalam sebuah lembah indah dengan nama Lembah Baliem Terbentang sepanjang 80 Km dari ujung ke ujung dengan lebar kurang dari 20 Km, Dikelilingi oleh pegunungan dan rimbunnya hutan, terbentang bagaikan taman yang terpelihara, Lekukan gunung dan honai, rumah tradisional hampir seluruhnya terisolasi dari duania tetapi masih dapat di jangkau dengan pesawat udara lebih kurang 40 menit dari Bandara Sentani.
Penduduk asli lembah Baliem adalah suku Dani yang terkenal sebagai petani yang terampil dengan menggunakan kapak batu, alat pengikis, pisau yang terbuat dari tulang bianatang, bambu atau tombak kayu dan tongkat galian. Setelah Bangsa Belanda mendirikan kota Wamena maka agama katolik masuk dan daerah ini berkembang.Sarana Penghubung dari Kota Wamena ke Kabupaten dan Distrik Lain adalah lewat transportasi udara. Beberapa kota kecamatan di Daerah ini sudah dapat dihubungkan dengan jalan darat dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua dan empat.
Festival Lembah Baliem
Festival Lembah Baliem Dilaksanakan Oleh Suku-Suku di Wamena menyongsong hari besar 17 Agustus yang ditetapkan sebagai Event Pariwisata Setiap Tahun di Lembah Baliem dengan Dukungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya
Atraksi Bakar Batu
Merupakan Budaya dan Tradisi masyrakata Baliem. Dalam event ini ditampilkan makanan tradisional bagi wisatawan karena hal tersebut merupakan suatu realita hidup komunitas masyarakat pribumi ( Suku Dani ) di Wilayah Lembah Baliem