Jumat, 27 Agustus 2021
10.24
Bung Amoghy
Berita
No comments
Minggu, 15 Agustus 2021
21.09
Bung Amoghy
cerpen
No comments
Burung merpati adalah burung yang sering dijadikan lambang cinta, perdamaian, kesucian dan kelemahlembutan. Roh Kudus pun sering dilambangkan dengan burung merpati. Ketika Yesus selesai dibaptis, Roh Kudus turun ke atas-Nya dalam bentuk burung merpati. Peristiwa ini melambangkan bahwa Roh yang turun ke atas Yesus adalah Roh yang suci dan tanpa cela.
Kisah burung merpati juga dijumpai di dalam peristiwa air bah. Ketika bumi tertutup oleh air untuk suatu waktu, Nuh ingin melihat apakah ada daratan yang sudah kering, sehingga ia melepaskan sebuah burung merpati yang akhirnya kembali dengan membawa sehelai daun zaitun yang segar dalam paruhnya. Secara simbolik, kisah burung merpati itu menunjukkan bahwa Allah menyatakan perdamaian kepada manusia setelah air bah membersihkan kejahatan dari muka bumi.
Ada beberapa filosofi yang dapat kita pelajari dari burung merpati.
Pertama, burung merpati adalah burung yang setia terhadap pasangannya. Berbeda dengan beberapa hewan ataupun burung yang berganti-ganti pasangan untuk berkembang biak, merpati adalah burung yang setia terhadap pasangannya. Pasangan burung merpati biasanya satu untuk seumur hidupnya. Itulah alasan mengapa merpati kerap dijadikan sebagai lambang kesetiaan dalam hubungan.
Kedua, burung merpati adalah burung yang tahu kemana dia harus pulang. Betapa pun merpati terbang jauh, dia tidak pernah tersesat untuk pulang. Pernahkah ada merpati yang pulang ke rumah lain? Jawabannya adalah "tidak!"
Ketiga, burung merpati adalah burung yang romantis. Coba perhatikan ketika sang jantan bertalu-talu memberikan pujian, sementara sang betina tertunduk malu. Pernahkah kita melihat mereka saling mencaci? Jawabannya, "tidak!"
Keempat, burung merpati tahu betul bagaimana membangun sebuah kerjasama. Hal ini terlihat ketika sepasang merpati bekerja sama membuat sarang. Sang jantan dan betina silih berganti membawa ranting untuk sarang anak-anak mereka. Jika sang betina mengerami, sang jantan berjaga diluar kandang. Jika sang betina kelelahan, sang jantan gantian mengerami dan merawat anak mereka.
Kelima, burung merpati adalah burung yang tidak mempunyai empedu, sehingga merpati tidak menyimpan "kepahitan-kepahitan" dalam hidupnya. Hal ini memiliki makna bahwa seseorang yang tidak memendam kepahitan dalam hidupnya, berarti dia adalah orang yang tidak menyimpan dendam terhadap siapa pun.
Sudahkah kita setia seperti burung merpati? Sudahkah kita menghargai sesama kita? Sudahkah kita memaafkan untuk setiap kesalahan sesama kita?
Jika seekor burung merpati bisa melakukannya, mengapa manusia tidak bisa? Hidup itu indah jika kita saling mengerti, berbagi dan menghargai.
Sabtu, 14 Agustus 2021
Layaknya kamera yang hasilnya bergantung pada apa yang kita fokuskan, begitupun kehidupan. Kita bisa memfokuskannya untuk memotret hal-hal yang baik, juga bisa untuk menangkap hal-hal yang buruk.
Jadi, pilihannya tergantung kita, apa yang mau kita lihat dan apa yang mau kita fokuskan dalam hidup ini?
Jika kita mampu memotret dan berfokus kepada hal-hal yang baik dan indah yang kita miliki serta menikmati hidup ini, kita akan memiliki kehidupan yang bahagia.
Sebaliknya, jika kita senantiasa berfokus kepada kesialan, cacat, kemalangan, dan cela yang kita atau orang lain miliki, hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup kita, dan berpikir orang selalu mencoba menipu kita atau menjatuhkan kita, sudah dipastikan hidup kita akan penuh dengan drama dan penderitaan.
"Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu." (Filipi 4:8-9)